Pada hari raya imlek ini, Aksara Tionghoa Sederhana: 恭喜发财 - Aksara Tionghoa Tradisional: 恭喜發財 = "selamat dan semoga banyak rejeki", dibaca:
- "Gōngxǐ fācái" (bahasa Mandarin)
- "Kung hei fat choi" (bahasa Kantonis)
- "Kiong hi huat cai" (bahasa Hokkien)
- "Kiong hi fat choi" {bahasa Hakka)
- "Xīnnián kuàilè" (新年快樂) = "Selamat Tahun Baru"
Kata-kata ini sangat akrab pada minggu-minggu ini. Mengapa? Karena pada tanggal 3 Februari kemarin, orang-orang Tionghoa merayakan tahun baru imlek. Mereka telah mempersiapkan diri untuk menyambut tahun baru ini. Pada saat saya merayakan dengan keluarga besar saya, makanan yang sudah pasti tersedia adalah ikan bandeng. Namun saya tidak memakannya pada saat itu karena pedas. Lalu saya bertanya-tanya mengapa selalu ada bandeng di acara imlek. Akhirnya saya menemukan bahwa ikan bandeng dianggap sebagai sumber rezeki bagi masyarakat Tionghoa khususnya di Indonesia. Dengan adanya hidangan ikan bandeng di rumah keluarga maka selama satu tahun ke depan diharapkan rezeki selalu datang di kehidupan kita.
Ikan Bandeng terkenal dengan kelezatannya. Apalagi ikan bandeng yang dipresto sudah pasti sangat lezat untuk dimakan. Pada saat kita memakannya mungkin kita akan berkata “Maknyusssss....” Ikan bandeng memang lezat tetapi apabila tidak diolah dengan baik maka dalam sekejap ikan bandeng tersebut tidak nyaman untuk disantap karena duri-durinya yang banyak. Pada saat ini saya tidak akan membahas apakah ikan bandeng benar-benar mendatangkan rezeki atau tidak? Melainkan sebuah filosofi ikan bandeng dikaitkan dengan kehidupan kita.
Di dalam mengolah ikan bandeng diperlukan waktu yang cukup pada saat mengolahnya menjadi makanan. Jika ikan bandeng tidak diolah dengan baik maka kenyamanan dalam memakan ikan tersebut menjadi tidak nyaman bahkan kita akan membuang ikan tersebut. Jika diolah terlalu lama maka ikan tersebut juga tidak enak karena terlalu lembek dan rasa dagingnya pun sudah kehilangan kelezatannya. Dalam mengelola ikan bandeng untuk menjadi masakan diperlukan keahlian, waktu, dan ketepatan. Jika kita mengelolanya secara asal-asalan maka ikan bandeng itupun akan menjadi asal-asalan.
Demikan juga dengan kehidupan kita, apakah kita telah mengelola kehidupan kita dengan baik atau secara asal-asalan? Jika kita mengelola kehidupan kita dengan asal-asalan maka kita akan seperti ikan bandeng yang tidak sempurna, memang bisa dimakan tetapi sangat membuat tidak nyaman karena duri-durinya. Kehidupan kita pun seperti itu apabila tidak dikelola dengan sempurna, kita akan membuat ketidaknyamanan terjadi dalam hidup kita. kita bisa menjadi orang yang putus asa dalam menghadapi hidup ini, kita akan menjadi orang yang menyusahkan orang lain, kita akan merasa selalu iri dengan talenta orang lain, dsb. Itulah mengapa kita harus mengelola kehidupan kita dengan baik selama satu tahun ke depan ini. kita harus melihat keahlian kita, kita harus bersabar dengan waktu pada saat mengolah keahlian kita, dan kita harus tepat di mana kita harus menggunakan keahlian kita. maka dalam kehidupan ini kita akan menjadi orang yang mempunyai visi ke depan dan bukan menjadi orang yang gagal.
HINDARI 10 ALASAN ORANG GAGAL
• KURANGNYA KETERAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN DENGAN SESAMA
• SIKAP NEGATIF
• TIDAK SESUAI
• KURANG FOKUS
• KETIDAKSEDIAAN UNTUK BERUBAH
• CARA BERPIKIR JALAN PINTAS
• HANYA MENGANDALKAN BAKAT SAJA
• RESPON TERHADAP INFORMASI YANG TIDAK BAIK
• TIDAK ADANYA SASARAN
Ini adalah alasan orang yang tidak mengelola kehidupannya dengan baik. Di dalam buku “THE ACHIEVER” diceritakan bahwa seseorang yang mau berhasil dan sukses maka orang tersebut harus memulainya dari suatu hal yang kecil. Seseorang tidak mungkin dapat dipercaya melakukan hal yang besar tanpa melalui yang kecil dahulu. 10 sikap di atas bisa dikatakan hal-hal yang kecil atau seperti duri-duri ikan bandeng yang sangat mengganggu, namun jika kesepuluh hal tersebut dapat dikelola dalam kehidupan kita, maka hal tersebut tidak akan menjadi penghalang dalam kehidupan kita.
Filosofi ikan bandeng ini mengajarkan kepada kita bahwa di dalam hidup kita perlu mengelolanya dengan baik. Banyak hal-hal yang kecil yang tidak kita kelola dengan baik seperti rasa egois, cepat marah, angkuh, dsb. Jika kita bisa mengelola hal tersebut dengan baik maka kehidupan kita akan sangat nyaman dan bisa menggapai suatu cita-cita yang kita inginkan.
“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Mat 25:18). Kalimat ini mengisyaratkan bahwa, setiap talenta yang ada dalam hidup kita haruslah kita kelola dengan baik sehingga menghasilkan yang terbaik. Bahkan bisa dikatakan jika kita mengelola hidup kita maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Namun apabila kita tidak mengelola hidup kita dengan baik, maka Tuhan tidak akan memberi apa-apa kepada kita.
Oleh karena itu, kelolalah kehidupan kita dengan baik sesuai dengan keahlian, waktu, dan ketepatan. Jika kita mengelolanya dengan baik maka kehidupan kitapun akan berjalan dengan baik. GONG XI FA CAI.
AMIN
Pnt. David Roestandi