ecclesia reformata semper reformanda

WELCOME

Selamat datang
All of you are invited!!!

blog ini berisikan tentang renungan saya dalam kehidupan sehari-hari
selain itu ada beberapa karya ilmiah saya pada saat saya studi di sekolah teologi.

Semoga mendapatkan berkat melalui blog ini
Tuhan memberkati
HI FRIENDS, WELCOME TO MY BLOG.. I HOPE YOU LIKE IT..GBU ALWAYS

Sabtu, 30 April 2011

MANA YANG ENGKAU PILIH? (LUKAS 23:13-25)

Di sini Lukas menceritakan tentang pengadilan Kristus di hadapan Pilatus.  Setelah memeriksa Kristus dan sudah menghadapkan Kristus kepada Herodes.  Pilatus tidak menemukan kesalahan-kesalahan di dalam diri Yesus.  Bahkan Pilatus hendak membebaskanNya.  Pada saat itu Pilatus memberikan beberapa pilihan kepada Bangsa Israel, kita dapat melihatnya dalam setiap ayat-ayat di dalam Lukas 23 ini.
1.     Untuk memuaskan hati orang banyak, Pilatus mengajukan hukuman fisik bagi Yesus (14-16). Tetapi orang banyak menolaknya (18).
2.     Sesungguhnya Pilatus tidak ingin menghukum mati orang yang tidak bersalah, maka sampai tiga kali ia mengajukan tawaran itu (16, 20, 22) dan tetap orang Israel menolaknya.
3.     Sesuai tradisi, Pilatus bermaksud melepaskan Yesus pada hari raya orang Yahudi (17). Namun orang banyak malah menuntut hukuman penyaliban atas Yesus (18, 21, 23).
4.     Mereka memilih Barabas yang dilepaskan (18). Padahal Barabas adalah seorang pemimpin pemberontakan terhadap Roma (19), karena itu seharusnya Pilatus tidak melepaskan dia.
5.      Sampai tiga kali Pilatus mengulangi tawaran untuk menyiksa Yesus. Namun karena kuatir terjadi keributan yang bisa membahayakan jabatannya, akhirnya Pilatus memutuskan untuk memenuhi tuntutan mereka (24). Ia melepaskan Barabas, seorang narapidana dengan dakwaan pemberontakan dan pembunuhan, serta menyerahkan Yesus, yang tidak bersalah, untuk dieksekusi (25).

Paling menarik disini adalah pilihan bangsa Israel kepada Barabas untuk dibebaskan dibandingkan Yesus.  Kita dapat melihat di sini Lukas memberikan analaogi yang sangat menarik yaitu sebuah pilihan:
·        Yesus yang diidentikkan sebagai Anak Bapa
·        Barabas yang juga berarti “anak Bapa” dalam bahasa Ibrani (Bar: Anak; Abba: Bapa). 

Ini bisa dilihat sebagai Bangsa Israel lebih memilih “anak Bapa” yang penuh dengan kedengkian, egosentrisme, kejahatan dibandingkan Yesus sebagai Anak Bapa yang penuh dengan kebaikan, kelemahlembutan, Mesias yang hidup.  Bangsa Israel yang sebagai umat pilihan menolak Mesiasnya demi kepentingan diri sendiri.  Sebagian bangsa Israel menolak kemesiasan Yesus karena hidupnya sudah mapan dan tidak mau mendengarkan kabar sukacita.  Mereka lebih suka memegahkan diri sendiri dan tidak mau berubah.  Mereka memilih Barabas yang dibebaskan sebagai sebuah bentuk penolakan akan Juruselamat mereka.
Situasi di dalam pengadilan tahap akhir itu sungguh mengerikan dan bisa dikatakan 'gila-gilaan'. Tergambar dengan jelas bahwa manusia telah kehilangan akal sehatnya dan kehilangan nilai- nilai luhur yang seharusnya ada dalam hati nuraninya. Betapa tidak, dalam pengadilan itu terungkap dengan jelas bahwa manusia secara terang-terangan sengaja menolak dan melenyapkan Kebenaran dengan segala risikonya, untuk berpihak dan mempertahankan dusta. Tiga kali Pilatus mengajukan usul untuk membebaskan Yesus dengan kompensasi-kompensasi tertentu, seperti Yesus dihajar terlebih dahulu baru dibebaskan, karena Ia terbukti tidak bersalah. Namun demikian, hal itu tidak dapat memuaskan nafsu dan meredam niat mereka untuk melenyapkan Yesus. Yang lebih tragis lagi, mereka lebih memilih hidup bersama dengan seorang penjahat besar seperti Barabas, daripada harus hidup bersama Yesus yang selama hidup-Nya telah banyak menolong masyarakat, membawa perbaikan sosial bagi masyarakat, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan firman-Nya.  Segala perbuatan baik yang dilakukan Yesus dianggap sampah dan lebih buruk dari seorang pemberontak dan pembunuh besar.
MANAKAH YANG ENGKAU PILIH? Menjadi sebuah bentuk pertanyaan kepada diri kita sendiri. Apakah kita sebagai pengikut Kristus lebih memilih “Barabas” sebagai sikap hidup kita atau memilih “Kristus” sebagai pedoman hidup kita? 

TENTUKAN PILIHANMU DARI SEKARANG...
Ecclesia reformata semper reformanda

Sabtu, 23 April 2011

Tanda-tanda orang kecanduan twitter

Metrotvnews.com: Bagi sebagian orang, Twitter adalah bagian dari kehidupan mereka. Asalkan tidak sampai kecanduan dan melakukan mayoritas hal di bawah ini, kamu masih dianggap sebagai pengguna Twitter yang sehat dan normal. Hal-hal apa sajakah itu? Berikut daftarnya.
1. Merasa berapi-api saat seseorang mem-follow kamu di Twitter.
2. Merasa akhir dunia telah datang ketika tiba-tiba Twitter error atau tidak bisa diakses.
3. Memohon-mohon pembaca blogmu untuk mem-follow di Twitter-mu. Tak sampai di situ saja, kamu juga memohon-mohon follower-mu untuk me-Retweet (RT) tweet yang kamu posting.
4. Memposting lebih banyak tweet daripada postingan blog kemudian beralih dari full time blogger menjadi full time tweeter.
5. Menurutmu, menghabiskan sepanjang hari di Twitter akan memberimu alasan bahwa kamu telah melakukan service yang memuaskan pada follower-mu. Untuk itu kamu tak harus pergi ke kantor.
6. Lebih sering ngetweet daripada melakukan kerjaan kantor.
7. Merasa berbunga-bunga tatkala ada yang nge-Retweet (RT) tweetmu.
8. Selalu mencari (search) nama Twittermu dan tweet-tweetmu di pencarian real time Twitter.
9. Rajin me-refresh halaman Twitter setiap detik guna membaca tweet-tweet baru.
10. Menyertakan profile Twitter di signature email alih-alih alamat blog.
11. Mencetak ID Twittermu di kartu nama.
12. Mengeset Twitter di home page browser.
13. Menempelkan peringatan di pintu kantor yang berbunyi: “I am on Twitter, don’t disturb”.
14. Memakai lebih dari 5 Twitter client.
15. Menambahkan nama Twittermu di Google alert hanya untuk mengetahui apa yang dibicarakan orang-orang tentang dirimu.
16. Ngeblog tentang aplikasi Twitter dengan rajinnya.
17. Memasang status “Follow me on Twitter” di Gtalk atau Yahoo Messenger.
18. Menggunaan Twoogle untuk melakukan pencarian di Google dan Twitter.
19. Selalu membujuk anggota keluarga lain untuk membuat akun Twitter.
20. Memfollow banyak orang saat #FollowFriday
21. Mengenalkan dirimu sebagai Tweeter/Twips/pencandu Twitter alih-alih sebagai pengusaha.
22. Tergila-gila tentang Twitter dan mengiklankan dirimu di mana-mana agar orang-orang mem-follow kamu.
23. Meminta istri bosmu untuk mem-follow kamu.
24. Menambahkan ID Twitter di plat rumah.
25. Mengirimkan SMS ke teman-teman agar mereka mem-followmu.
26. Menanyakan seputar Twitter alih-alih pertanyaan seputar pekerjaan ketika melakukan sesi interview.
27. Mengancam istri atau suami untuk membuat akun Twitter atau perceraian akan terjadi.(Sumber: Quickonlinetips/Internet Sehat/DOR)

Rabu, 20 April 2011

Doa Bagi Bangsa


Naskah Doa Bagi Bangsa oleh Pdt. DR. A. A. Yewangoe (Ketum PGI)

image
Dalam ibadah "Doa Bagi Bangsa", sebuah aksi damai dan kepedulian kepada Bapos GKI Taman Yasmin, Pdt. DR. A. A. Yewangoe diminta memanjatkan Doa Bagi Bangsa. Ibadah tersebut dilaksanakan di depan Istana Negara pada 17 April 2011 pukul 13.00 WIB. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI).
Berikut ini adalah naskah Doa Bagi Bangsa yang dipanjatkan oleh Pdt. DR. A. A. Yewangoe:

Bapa kami yang di Sorga,
Kami bersyukur sebab Engkau menganugerahkan Tanah Air yang indah kepada kami, Indonesia Raya. Di dalamnya berdiam umat-Mu yang terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, dan penganut agama yang berbeda-beda. Kami yakin ini adalah anugerah-Mu agar kami mampu menjalin persahabatan dan keintiman satu sama lain. Bahwa adanya perbedaan-perbedaan di antara kami, tidak usah harus dipandang sebagai cacat. Sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu dilihat sebagai kekayaan bersama guna berjalan bersama di dalam perjalanan sejarah bangsa kami. Kenyataan inilah yang secara arif dilihat oleh para pendiri bangsa kami, sehingga mereka menciptakan semboyan: Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu jua adanya. Pancasila, Engkau anugerahkan kepada kami bukan sekadar sebagai ideologi bangsa, tetapi sebagai payung besar, yang di bawah naungannya kami boleh hidup bersama. Indonesia adalah Rumah Bersama bagi kami.
Dengan penuh pengakuan dosa, kami ingin menyampaikan ya Bapa, bahwa dalam bulan-bulan terakhir ini kami mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur itu. Kecenderungan menyeragamkan segala sesuatu hampir menjadi bagian kehidupan sebagian anak bangsa ini. Maka pemaksaan kehendak dialami di beberapa tempat di negeri kami ini. Kami mohon kiranya Engkau menghindarkan bangsa kami dari cara berpikir sempit seperti ini. Kami mohon Engkau memberi pencerahan kepada seluruh bangsa kami, bahwa kesatuan sejati justru dibangun di atas pengakuan bahwa kami berbeda dan beraneka ragam.
Izinkanlah ya Tuhan, kami berdoa pada kesempatan ini untuk Pemerintah bangsa kami, mulai dari yang tertinggi hingga yang paling dasar. Kami yakin Engkaulah yang memberi kuasa kepada mereka untuk menegakkan keadilan, guna mengayomi seluruh bangsa kami tanpa memandang suku, etnis, ras, dan agama. Biarlah mereka benar-benar menjalankan amanat ini dengan benar, sehingga keadilan-Mulah yang direfleksikan, bukan sekadar kemauan mereka. Mereka telah bersumpah untuk menjunjung tinggi Konstitusi Negara kami, di mana di dalamnya kebebasan menganut agama dan beribadah dijamin sepenuh-penuhnya. Tolonglah kami untuk menegakkan Konstitusi tersebut, apapun taruhannya. Biarlah mereka tidak menaklukkan diri ke bawah kemauan sekelompok orang yang belum tentu sesuai dengan roh Konstitusi kami.
Kami mohon agar pemerintahan kami berjalan baik, suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Namun kewibawaan itu hanya ada apabila mereka benar-benar konsisten dengan sumpah mereka untuk menegakkan Konstitusi, untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Biarlah mereka menyadari bahwa melalaikan amanat ini sama dengan pengingkaran terhadap Konstitusi.
Secara khusus kami ingi berdoa bagi Walikota Bogor yang mengemban tugas yang tidak ringan, melayani masyarakat yang sangat majemuk ini di dalam juridiksi pemerintahannya. Biarlah Walikota kami ini mampu menjalankan kekuasaan dengan adil, menjunjungi tinggi kebebasan beribadah dan beragama sebagaimana diamanatkan di dalam Konstitusi kami. Biarlah pencerahan yang dari Engkau ada padanya, sehingga ia mampu mengambil keputusan yang adil dan menyejukkan bagi semua pihak. Dalam kaitan dengan GKI Yasmin, biarlah ia diberi kemampuan untuk menaati keputusan hukum yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI dengan mengizinkannya melaksanakan lagi kebaktian di tempat mereka.
Pada akhirnya kami ingin berdoa bagi seluruh rakyat Indonesia yang tetap berjuang guna melanjutkan kehidupannya. Bagi sebagian besar bangsa kami, kehidupan tidak selalu mudah. Mereka masih terus berjuang untuk mengatasi kemiskinannya. Mereka masih tetap berjuang untuk memperoleh keadilan, betapapun kecilnya. Biarlah bangsa kami tidak berputus asa. Sebaliknya, berikanlah selalu perasaan optimisme dan pengharapan, bahwa hari esok selalu lebih baik dari hari ini. Di dalam pengharapan itu kiranya bangsa kami menjadi bangsa yang besar, bukan karena jumlah penduduknya, tetapi karena sumbangannya yang berharga bagi kemanusiaan.
Dengarkanlah doa kami. Di dalam Yesus Kristus kami menyampaikan doa ini. Amin.

Ibadah di depan Istana Negara (GKI Taman Yasmin)



Pada Minggu Palmarum ini, Bapos GKI Taman Yasmin Masih Beribadah di Jalan

image
Pada Minggu Palmarum, 17 April 2011, Bapos GKI Taman Yasmin masih beribadah di ujung Jl. KH. Abdullah Bin Nuh. Beberapa wakil jemaat bernegoisasi dengan pemimpin polisi yang bertugas memblokir jalan tersebut meminta izin untuk masuk, tetapi polisi tersebut menolaknya. Meskipun ditolak, jemaat akhirnya menggelar ibadah di ujung jalan tersebut dengan penuh hikmat dan semangat. Ibadah ini dihadiri sekitar 100 orang jemaat.
Setelah selesai ibadah di jalan, jemaat tersebut akan melanjutkan acara "Doa Bagi Bangsa" di depan Istana Negara pada pukul 13.00 WIB untuk menuntut toleransi dan kebebasan beribadah dan beragama. Sekitar pukul 10.00 WIB, mereka berangkat bersama dengan rombongan dari GKI Pengadilan, HKBP Kota Bogor, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat, dan Gereja Katolik di Bogor.
Menurut Bona Sigalingging, Juru Bicara Bapos GKI Taman Yasmin, Bogor, mengatakan: "Di Jakarta, pihaknya akan bergabung dengan GKI yang ada di Jakarta, HKBP, GP Ansor, Wahid Institute, Setara Institute, dan perwakilan keluarga Abdurrahman Wahid. Kami akan melakukan ibadah "Doa Bagi Bangsa", yang akan dipimpin Pendeta Ujang Tanusaputra, kemudian akan dilakukan orasi dari perwakilan lintas iman."
Selanjutnya Bona mengatakan bahwa ada tiga hal yang diminta dalam acara tersebut:
  1. Agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil alih untuk menyelesaikan persoalan Bapos GKI Taman Yasmin.
  2. Menegakkan kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah di seluruh Indonesia.
  3. Mendesak negara menegakkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dari rongrongan kelompok-kelompok yang tidak mau lagi bertoleransi terhadap pemeluk agama dan kepercayaan lain dan ingin menggantikan dasar negara dan konstitusi negara.

Minggu, 17 April 2011

HAMBA BUKAN SEBATAS NAMA




HAMBA BUKAN SEBATAS NAMA

Hamba adalah budak yaitu seseorang yang dimiliki atau dikuasai oleh orang lain, mereka bukan pegawai karena itu tidak berhak mendapat upah. Di zaman Yesus, seseorang menjadi budak karena alasan keturunan. Para budak dapat membayar untuk kebebasan mereka. Selain itu, budak ini dapat diperlakukan sekehendak hati tuannya. 

Di dalam gereja, seringkali hamba diposisikan sebagai pendeta, penatua, aktivis, dan juga jemaat.  Namun terkadang kita membeda-bedakan posisi hamba di gereja dengan kehidupan sehari-hari kita.  seringkali ada hamba “kelas atas” dan hamba “kelas bawah.”  Hamba ini hanya sebatas pelayanan di gereja namun di luar kita seringkali memposisikan sebagai bos bagi sesama kita.  padahal menjadi hamba Kristus berarti tidak terbatas di dalam gereja saja namun juga dalam kehidupan sehari-hari kita.

Filipi 2:6-9  “Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama”

Di dalam Filipi ini dapat kita lihat bagaimana Kristus menjadi hamba bagi manusia padahal Dia mempunyai kekuasaan dan kemuliaan namun tidak melihat itu sebagai hal yang harus dipertahankan.  Di sini kita dapat melihat bagaimana Kristus tidak mempertahankan keegoisan dalam diriNya, namun mau melayani sampai menjadi hamba bagi manusia.  inilah yang seharusnya kita lihat bahwa kita harus menjadi hamba bagi sesama kita dan rela meninggalkan keegoisan kita.  ini berarti kita harus meninggalkan segala bentuk kesombongan diri, merasa berkuasa, dsb.

Beberapa waktu yang lalu kita melihat bagaimana seorang anggota DPR yang merasa arogan menyombongkan dirinya “anda tidak tahu siapa saya??” (namun kita juga bersyukur beliau sudah mengakui kesalahannya).  tapi melalui contoh ini adalah kita dapat melihat bentuk kesombongan diri yang begitu luar biasa.  Padahal sebagai seorang wakil rakyat berarti dia harus menjadi hamba bagi rakyat Indonesia bukan menjadi tuan.  Seharusnya beliau menjadi teladan dalam memberikan contoh, bukan menjadi arogan dan sombong. Menjadi Hamba bagi sesama adalah siap untuk melayani dalam arti siap untuk tidak ditinggikan, siap untuk tidak dipuji-puji melainkan mengalami penderitaan yang luar biasa.  Yesus memberikan contoh sebagai hamba yang mau meninggalkan kemuliaan dan mau untuk menanggung beban bagi sesamaNya.

Hosana/hosiana (selamatkan/tolong kami sekarang) adalah sebuah teriakan permintaan pertolongan kita kepada Tuhan. Kita adalah budak kegelapan tetapi Tuhan membayar kita dengan darah dan tubuhnya agar kita mau menjadi hambaNya.  Pada saat kita mengatakan kita adalah hamba Tuhan berarti kita harus mengikuti segala aturan dan perintah dari tuan kita.  Pada saat kita menjadi hamba berarti kita harus siap menanggung beban di dalam diri kita untuk menjadi pengikut Kristus.

Pertanyaan untuk refleksi kita adalah:
APAKAH KITA TELAH MEMPOSISIKAN DIRI KITA MENJADI HAMBA DALAM SETIAP KEHIDUPAN KITA?

APAKAH KITA SIAP UNTUK MERENDAHKAN HATI KITA DALAM KEHIDUPAN KITA?

APAKAH KITA SIAP UNTUK MENANGGUNG BEBAN DENGAN POSISI KITA SEBAGAI HAMBA KRISTUS?

Kita sungguh bersyukur Tuhan kita mau menjadi hamba untuk menebus dosa-dosa kita.  Semua yang diucapkan tentang Dia sungguh sangat indah penuh kebenaran, yaitu: Yesus Kristus yang diberkati, adalah Raja karena Tuhan yang mengangkatNya, bukan karena dunia, Raja yang membawa damai sejahtera dari sorga, keberadaanNya hanya bagi kemuliaan Bapa yang mahatinggi! Semua itu terjadi, karena  kedatanganNya ke dalam dunia ini hanya untuk menjadi hamba bagi sesama!

kita dapat mengatakan 
“supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”