HAMBA BUKAN SEBATAS NAMA
Hamba adalah budak yaitu seseorang yang dimiliki atau dikuasai oleh orang lain, mereka bukan pegawai karena itu tidak berhak mendapat upah. Di zaman Yesus, seseorang menjadi budak karena alasan keturunan. Para budak dapat membayar untuk kebebasan mereka. Selain itu, budak ini dapat diperlakukan sekehendak hati tuannya.
Di dalam gereja, seringkali hamba diposisikan sebagai pendeta, penatua, aktivis, dan juga jemaat. Namun terkadang kita membeda-bedakan posisi hamba di gereja dengan kehidupan sehari-hari kita. seringkali ada hamba “kelas atas” dan hamba “kelas bawah.” Hamba ini hanya sebatas pelayanan di gereja namun di luar kita seringkali memposisikan sebagai bos bagi sesama kita. padahal menjadi hamba Kristus berarti tidak terbatas di dalam gereja saja namun juga dalam kehidupan sehari-hari kita.
Filipi 2:6-9 “Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama”
Di dalam Filipi ini dapat kita lihat bagaimana Kristus menjadi hamba bagi manusia padahal Dia mempunyai kekuasaan dan kemuliaan namun tidak melihat itu sebagai hal yang harus dipertahankan. Di sini kita dapat melihat bagaimana Kristus tidak mempertahankan keegoisan dalam diriNya, namun mau melayani sampai menjadi hamba bagi manusia. inilah yang seharusnya kita lihat bahwa kita harus menjadi hamba bagi sesama kita dan rela meninggalkan keegoisan kita. ini berarti kita harus meninggalkan segala bentuk kesombongan diri, merasa berkuasa, dsb.
Beberapa waktu yang lalu kita melihat bagaimana seorang anggota DPR yang merasa arogan menyombongkan dirinya “anda tidak tahu siapa saya??” (namun kita juga bersyukur beliau sudah mengakui kesalahannya). tapi melalui contoh ini adalah kita dapat melihat bentuk kesombongan diri yang begitu luar biasa. Padahal sebagai seorang wakil rakyat berarti dia harus menjadi hamba bagi rakyat Indonesia bukan menjadi tuan. Seharusnya beliau menjadi teladan dalam memberikan contoh, bukan menjadi arogan dan sombong. Menjadi Hamba bagi sesama adalah siap untuk melayani dalam arti siap untuk tidak ditinggikan, siap untuk tidak dipuji-puji melainkan mengalami penderitaan yang luar biasa. Yesus memberikan contoh sebagai hamba yang mau meninggalkan kemuliaan dan mau untuk menanggung beban bagi sesamaNya.
Hosana/hosiana (selamatkan/tolong kami sekarang) adalah sebuah teriakan permintaan pertolongan kita kepada Tuhan. Kita adalah budak kegelapan tetapi Tuhan membayar kita dengan darah dan tubuhnya agar kita mau menjadi hambaNya. Pada saat kita mengatakan kita adalah hamba Tuhan berarti kita harus mengikuti segala aturan dan perintah dari tuan kita. Pada saat kita menjadi hamba berarti kita harus siap menanggung beban di dalam diri kita untuk menjadi pengikut Kristus.
Pertanyaan untuk refleksi kita adalah:
APAKAH KITA TELAH MEMPOSISIKAN DIRI KITA MENJADI HAMBA DALAM SETIAP KEHIDUPAN KITA?
APAKAH KITA SIAP UNTUK MERENDAHKAN HATI KITA DALAM KEHIDUPAN KITA?
APAKAH KITA SIAP UNTUK MENANGGUNG BEBAN DENGAN POSISI KITA SEBAGAI HAMBA KRISTUS?
Kita sungguh bersyukur Tuhan kita mau menjadi hamba untuk menebus dosa-dosa kita. Semua yang diucapkan tentang Dia sungguh sangat indah penuh kebenaran, yaitu: Yesus Kristus yang diberkati, adalah Raja karena Tuhan yang mengangkatNya, bukan karena dunia, Raja yang membawa damai sejahtera dari sorga, keberadaanNya hanya bagi kemuliaan Bapa yang mahatinggi! Semua itu terjadi, karena kedatanganNya ke dalam dunia ini hanya untuk menjadi hamba bagi sesama!
kita dapat mengatakan
“supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar