Lepaskan Kami daripada Yang Jahat
Umat yang terkasih dalam Yesus
Kristus, pada minggu ini tema kita adalah lepaskanlah kami dari yang
jahat. Kata-kata ini seringkali kita
ucapkan pada saat doa bapa kami diucapkan.
Namun apakah maksud dari perkataan ini? Apakah yang dimaksudkan berarti
kesurupan seperti cerita Injil pada minggu ini? Tentu saja bukan itu saja,
melainkan perkataan ini menjadi peringatan kepada kita agar menyadari adanya
keterikatan-keterikatan yang menggiring kita kepada kuasa kejahatan. Ada beberapa kesalahan-kesalahan yang sudah
menjadi sebuah kebiasaan sehingga kita menganggap itu biasa saja bahkan
dianggap benar.
Umat yang terkasih dalam Yesus
Kristus, apakah maksud dari kesalahan yang sudah dianggap biasa saja? Saya
ambil contoh kecilnya adalah penggunaan kata absen atau absensi. Kata ini kita serap dari bahasa Belanda absentie yang maknanya ketidakhadiran. Lawan katanya adalah presentie yang bermakna kehadiran. Dalam bahasa Inggris dia
disebut dengan absence dan lawan
katanya adalah attendance.[1]
Namun entah bagaimana jalan ceritanya, di negeri kita absensi malah dimaknai
dengan kehadiran. Kelirumologi ini
menjadi sebuah kebiasaan sehingga kita tidak merasakan itu sebuah kesalahan
bahkan dianggap kebenaran. Contoh yang
kedua adalah penggunaan kata acuh,
apakah makna dari kata ini? Seringkali orang berpikir bahwa acuh itu adalah
cuek. Kelirumologi ini juga menjadi
sebuah kebiasaan yang terjadi di tengah kita, padahal menurut kamus besar
bahasa Indonesia kata acuh ini berarti peduli.
Namun entah mengapa kata ini mengalami perubahan makna menjadi tidak
peduli. Kedua contoh di atas adalah
sebuah kesalahan yang menjadi sebuah kebiasaan sehingga kita seringkali tidak
menyadari kesalahan yang ada atau bahkan tidak tahu bahwa itu adalah sebuah
kesalahan.
Umat yang terkasih dalam Yesus
Kristus, keterikatan akan dosa yang menjadi sebuah kebiasaan dapat membuat kita
sebagai umat berman tidak menyadari kesalahan kita. Kita begitu terikat erat dengan dosa,
sehingga saat ada orang lain menegur kita ataupun memperingatkan kita, kita
tidak menyadari kesalahan tersebut dan menganggap dosa tersebut sebagai hal
yang lumrah atau menjadi sebuah kebenaran.
Oleh karena itu, tema minggu ini seharusnya membuat kita dapat menyadari
dosa yang membuat kita terikat dan menjadi batu sandungan bagi orang-orang di
sekeliling kita. Melepaskan diri dari
yang jahat berarti kita tidak mau lagi terikat akan kuasa kegelapan yang
membuat diri kita tidak lagi hidup bersama dengan Tuhan.
Paulus di dalam Korintus mengingatkan
tentang bagaimana keadaan jemaat di Korintus yang ingin membebaskan diri dari
keterikatan mengenai makan makanan persembahan berhala. Paulus mengajarkan bagaimana untuk melepaskan
diri dari keterikatan tersebut harus dilakukan dalam sebuah komunitas bukan
hanya diri sendiri saja. Mengapa? Karena
Paulus melihat ada orang-orang yang dapat dengan mudah membebaskan diri dari
keterikatan tersebut, namun ada juga golongan yang dikatakan “lemah hati
nurani” sehingga mereka kesulitan untuk melepaskan diri dari keterikatan
tersebut. Paulus di dalam Korintus
menginginkan umat agar dapat saling menghargai perbedaan tersebut dan
menginginkan agar keterikatan tersebut dihilangkan bersama-sama dalam
komunitas. Ini berart, keterikatan
terhadap dosa diharapkan jemaat di Korintus saling membantu untuk membebaskan
diri dari keterikatan antar satu dengan yang lain.
Umat yang terkasih dalam Yesus
Kristus, semua orang dapat terjerat dengan roh yang cemar tanpa
terkecuali. Keterikatan terhadap
kemarahan, dendam, harta benda, ketamakan, kenikmatan diri, nafsu seksual,
narkoba, kesombongan rohani, dan narkoba, kesemua hal ini dapat membuat kita
jauh dari Tuhan. Orang-orang yang
terikat akan hal tersebut akan perlahan-lahan menolak kehadiran Tuhan dalam
kehidupannya, karena keterikatan itu membuat kita menjadi egois dan tidak
peduli terhadap yang lainnya.
Marilah umat yang terkasih dalam
Yesus Kristus pada minggu ini:
1. Lepaskanlah kami dari yang jahat sebagai
langkah kita untuk membebaskan diri dari keterikatan dosa yang membuat kita
hidup jauh dari Tuhan.
2. Lepaskanlah kami dari yang jahat sebagai
langkah untuk membebaskan diri kita dari dosa yang mungkin tidak kita sadari
3. Lepaskanlah kami dari yang jahat sebagai
cara kita saling mengingatkan satu dengan yang lain untuk membantu orang lain
terbebas dari dosa yang mengikat
4. Lepaskanlah kami dari yang jahat sebagai
cara kita untuk menjadikan otoritas Tuhan sebagai pedoman dalam kehidupan kita
Soli deo Gloria
Pdt. David Roestandi Surya Sutanto
[1]
https://www.kompasiana.com/gustaafkusno/absensi-maknanya-kehadiran-atau-ketidakhadiran-sih_552ff6ce6ea8344d768b4588
Tidak ada komentar:
Posting Komentar