Resensi Buku
Penulis : Robby Chandra
Pada masa sekarang, kita dapat melihat banyak sekali buku-buku yang membahas tentang kepemimpinan. Sebuah tema yang sebenarnya tidak asing lagi, karena karakter kepemimpinan dibutuhkan agar membuat dunia ini semakin baik lagi. Namun, apakah ada kisi-kisi untuk menjadi seorang pemimpin? Jika dalam dunia sekular, maka akan banyak teori-teori tentang kepemimpinan yang bisa saja diambil dari tokoh-tokoh tertentu. Namun jika kita bertanya, apakah ada cara untuk menjadi pemimpin di dalam Alkitab? Di dalam buku ini, Robby Chandra mengajak kita bahwa kita bisa menjadi pemimpin dengan meneladani tokoh-tokoh di dalam Alkitab. Buku ini hendak mengajak pembacanya melihat bahwa setiap orang mampu untuk menjadi seorang pemimpin.
Robby Chandra mengajak pembacanya untuk melihat bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses membawa, memelihara dan menggunakan kemampuannya untuk membawa sang pemimpin dan pengikutnya melewati setiap tantangan yang ada dalam kehidupan ini. Menurutnya, kepemimpinan juga seharusnya terjadi dalam kerangka kristiani. Kepemimpinan Kristiani datangnya bukan dari diri sendiri, melainkan berasal dari Tuhan. Untuk itulah menjadi seorang pemimpin dalam kerangka kristiani, berarti untuk menjadi seorang pemimpin, orang tersebut harus hidup akrab bersama dengan Tuhan.
Pada
awal bab pertama dan kedua, buku ini hendak memberikan wawasan bahwa semua
orang tidak dilahirkan langsung menjadi sebuah pemimpin yang hebat. Setiap
orang yang ingin menjadi seorang pemimpin berarti, ia harus melewati segala
peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya untuk mengenali kekuatan dan kelemahan
dalam dirinya. Untuk menjadi seorang
pemimpin, maka ia harus melakukan sebuah transformasi diri dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin bukan
dilahirkan, melainkan terjadi dalam sebuah proses. Buku ini memberikan contoh, orang-orang yang
dianggap kecil dan tak berarti tetapi sukses membuat sebuah dampak atau
perubahan yang signifikan yaitu Daud, anak kecil pembawa lima roti dan dua
ikan, dan Nehemia. Mengapa perlunya
sebuah kepemimpinan di dalam kekristenan? Menurut Robby Chandra, kepemimpinan
adalah daya yang dimiliki seseorang karena pilihan Tuhan atasnya, sehingga ia
dapat memberikan teladan dalam kehidupannya.
Pada
bab ketiga dan keempat, ada hal yang menarik dari buku ini yaitu
dipertentangkannya pandangan populer dan pandangan Alkitab mengenai
kepemimpinan. Menurut pandangan
populer, kelebihan seorang pemimpin adalah karakter yang kuat, network yang
luar biasa, daya pikir yang hebat, dan keberanian mengambil resiko. Pandangan ini berbeda dengan Alkitab yang
menyatakan bahwa kelebihan seorang pemimpin tidak bersumber dari dirinya
melainkan keintimannya dengan Tuhan.
Jadi ia memiliki kuasa atau kemampuan karena anugerah Tuhan. Kelebihan seorang pemimpin kristiani
bergantung pada Tuhan dan tidak bersandar pada kelebihannya sendiri. Kata kunci dari kepemimpinan Kristiani adalah
menggali makna, merumuskan visi, menggerakkan, belajar, dan berjalan dipimpin
oleh Tuhan. Kita dapat melihat
contoh-contoh dari kepemimpinan kristen di bab keempat, dimana dijabarka dengan
contoh di lapangan.
Pada
bab kelima buku ini membahas mengenai langkah pertama untuk menjadi seorang
pemimpin yaitu kepercayaan. Untuk
mendapatkan kepercayaan orang banyak yang merupakan prasyarat kepemimpinan,
maka orang tersebut haruslah menunjukkannya dalam sebuah teladan. Keteladanan ini membutuhkan proses sehingga
orang tersebut dianggap mumpuni untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin haruslah dipercaya dan
mempercayakan. Kepercayaan ini
menyangkut tentang percaya diri, percaya pada Tuhan dan percaya pada rekan
kerja. Contoh yang dijabarkan disini
adalah tentang Gideon yang mampu memenangkan peperangan karena sebuah
kepercayaan. Langkah kedua adalah
seorang pemimpin haruslah bisa mengelola dengan handal sebuah organisasi. Contoh dari langkah kedua ini adalah kisah
tentang Musa dan Yitro yang mengelola sistem organisasi kemasyarakatan dalam
Bangsa Israel, dimana Musa berbagi tugas dengan orang lain untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam kehidupan Bangsa Israel.
Pada bab akhir dari buku ini, dijabarkan mengenai empat arah kepemimpinan yaitu memimpin ke dalam, ke atas, ke bawah, dan ke samping. Ini berhubungan dengan relasi dengan atasan, rekan kerja, pengikut, dan diri sendiri. Melalui empat arah ini, seorang pemimpin Kristen mempunyai cara yang baik bagaimana membuat dirinya menjadi pemimpin yang berkapabilitas di dalam Tuhan. Sebuah sinergisitas dibutuhkan dalam menjadi seorang pemimpin