ecclesia reformata semper reformanda

WELCOME

Selamat datang
All of you are invited!!!

blog ini berisikan tentang renungan saya dalam kehidupan sehari-hari
selain itu ada beberapa karya ilmiah saya pada saat saya studi di sekolah teologi.

Semoga mendapatkan berkat melalui blog ini
Tuhan memberkati
HI FRIENDS, WELCOME TO MY BLOG.. I HOPE YOU LIKE IT..GBU ALWAYS

Kamis, 02 November 2017

KASIH KRISTUS, KEKUATAN YANG BARU BAGI KOMUNITAS YANG BARU

Cinta adalah kekuatan paling lembut di dunia
-Mahatma Gandhi-


                Umat yang terkasih dalam Yesus Kristus, pernyataan cinta tidak memandang perbedaan memang tepat benar adanya. Mengapa? Karena melalui cinta batasan-batasan yang ada dapat ditembus atau dihancurkan.  Cinta tidak memandang etnis, budaya, status ekonomi dan sosial, bahkan cinta dapat membuat seseorang berubah pemikiran dan pandangannya terdapat hal-hal yang menjadi prinsipnya.  Salah satu contohnya adalah di dalam cerita mengenai penglihatan Petrus tentang makanan haram dan halal.
                Penglihatan Petrus bukan hanya sekadar tentang makanan yang halal ataupun haram melainkan apakah keselamatan diberikan kepada kaum Non-Yahudi? Apakah Injil dapat diberikan kepada kaum di luar Yahudi?  Umat yang terkasih dalam Yesus Kristus, keselamatan dalam bangsa lain adalah sebuah konsep yang tidak pernah ada dipikirkan oleh bangsa Israel.  Pandangan mereka adalah
·         Bangsa Israel adalah Bangsa pilihan Allah
·         Bangsa Israel sajalah yang diselamatkan bukan bangsa yang lain
·         Bangsa tak bersunat dan kafir tidak layak diselamatkan
Oleh karena itu, penglihatan Petrus menimbulkan kegemparan iman pada saat itu bahkan untuk pengikut Kristus sekalipun.  Namun Petrus dengan bijak dan hikmat dari Tuhan menjawab mereka “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" (Kis 11:17).  Petrus melihat bahwa keselamatan diberikan pada bangsa lain karena Kasih Allah yang melampaui batasan-batasan yang dibuat bangsa Israel pada saat itu.  Akhirnya, melalui penjelasan dari Petrus, komunitas murid Kristus dengan pola pikir yang lama diperbaharui melalui kasih Allah kepada seluruh bangsa.  Konsep Kasih Allah kepada semua manusia menjadi kekuatan baru bagi komunitas tersebut.
Itu konteks pada masa lalu bagaimana dengan masa sekarang? seringkali kita menjadi hakim bagi sesama kita.  Kita dengan mudah melihat orang lain lebih berdosa dibandingkan diri sendiri.  Penghakiman seringkali terjadi karena perbedaan yang terjadi dalam diri seseorang.  Padahal Yesus mengidentikkan pengikutNya dengan kasih “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi“ (Yoh 13:34).  Menjadi pengikut Kristus berarti bukanlah menghakimi orang lain karena perbedaan melainkan bagaimana kita tetap dapat mengasihi sesama kita manusia apapun statusnya.
Yesus mengasihi orang-orang yang dianggap hina pada zamanNya seperti pelacur, pemungut pajak, orang kusta, dll. Yesus tidak menghakimi tetapi memberikan kasih melalui kasih tersebut terjadi sebuah perubahan dalam kehidupan orang lain. 
Gereja sebagai komunitas (Komunitas berasal dari kata Komuni dalam bahasa Inggris: communion, dari bahasa Latin: communio yang berarti "berbagi bersama") haruslah menunjukkan menjadi komunitas pengikut Kristus yang saling berbagi dan saling mengasihi satu dengan yang lain. Apa yang harus dilakukan gereja? Seperti yang Paulus tuliskan “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani [budaya dan etnis], tidak ada hamba atau orang merdeka [ekonomi dan sosial], tidak ada laki-laki atau perempuan [gender], karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal. 3:28).
Gereja sebagai komunitas Kristus haruslah mengupayakan 3 hal ini yaitu
1.       Share (berbagi).  “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Yesus berbagi terhadap sesamaNya bahkan nyawaNya untuk menyelamatkan umat manusia.  Marilah ingatlah prinsip komunitas (berbagi sesama).  Konsep berbagi ini berarti melepaskan ego dalam diri sendiri.
2.       Care (berempati). Menjadi pengikut Kristus berarti haruslah berempati kepada sesamanya.  Di dalam Matius 14:14,16 Menjadi pengikut Kristus berarti haruslah berempati terhadap sesama manusia dengan melakukan sebuah tindakan.
3.       Joy (Bersukacita). Menjadi pengikut Kristus haruslah dapat bersukacita dan membuat suasana sukacita di dalam kehidupan bergereja.  Sebuah suasana sukacita adalah hasil dari tindakan berbagi dan berempati terhadap sesama.
Marilah Umat kita bersama-sama menjadi saksi bagi sesama bukan hakim bagi sesama sehingga semua orang akan tahu kita adalah murid Kristus jika kita saling mengasihi satu dengan yang lain.  Tuhan memberkati kita.


Pdt. David Roestandi Surya Sutanto

Tidak ada komentar: