BERANI MENERIMA RESIKO
2 Raja-raja 7:3-11
Latar Belakang
2 raja-raja 7:3-11 berlatar belakang tentang Samaria yang dikepung oleh Raja Aram yaitu Raja Benhadad. Pengepungan ini membuat orang-orang samaria tidak berani keluar dan mereka kekurangan bahan makanan. Orang Samaria kelaparan dan tidak dapat membeli bahan makanan yang melambung tinggi. Peristiwa ini dianggap oleh Raja sebagai hukuman Allah terhadap mereka yang tidak taat kepadaNya. Peristiwa ini membuat Raja semakin ketakutan dan meninggalkan pengharapannya kepada TUHAN. Namun Nabi Elisa bernubuat bahwa besok bahan makanan akan murah. Tetapi tetap saja ada yang tidak percaya akan nubuat Elisa tersebut dan meragukan hal itu dapat terjadi karena mereka hanya menggunakan akal budi saja tetapi tidak menggunakan iman.
Alkisah, ada empat orang yang terkena penyakit kusta yang juga hendak mencari makanan. Mereka berada di luar gerbang kota (ini dikarenakan orang kusta tidak dapat memasuki kota karena mereka dibuang). Sebelum mencari makanan, mereka berdiskusi terlebih dahulu. Mereka berpendapat jika mereka mencari makanan di kota maka mereka tetap akan mati kelaparan karena bahan makanan sangat langka. Kemudian, jika mereka tetap di gerbang kota, mereka juga tetap akan mati kelaparan. Oleh karena itu mereka mengambil keputusan yang sangat beresiko dengan cara pergi ke kemah tentara Aram. Namun disinilah bukti mukjizat Allah terjadi. Allah membuat tentara Aram pergi meninggalkan kemah mereka karena mengira ada banyak tentara Israel yang datang mengepung. Peristiwa ini membuat empat orang Kusta ini dapat masuk ke dalam kemah dan makan-makanan mereka juga mengambil emas, perak dsb. Namun mereka juga memikirkan orang lain dan memberitahukan peristiwa ini kepada Raja di kota Samaria.
Melalui peristiwa ini, bangsa Israel memahami bahwa Firman Allah memang benar, bahwa karena kemurahanNya, bangsa Israel diselamatkan dari malapetaka agar mereka dapat bertobat kembali dan bahwa ketidakpercayaan dan kegagalan untuk mengikuti Firman Allah akan mengakibatkan sebuah hukuman.
Penjelasan Teks
Berani menerima resiko, atau bisa dikatakan berani mengambil resiko. Melalui penjelasan teks ini kita dapat pelajari
1. Ketakutan Bangsa Israel terhadap tentara Aram mengakibatkan mereka mengingat pada Tuhan
2. Raja semakin meninggalkan Tuhan karena hambatan dan tantangan
3. Bangsa Israel apatis dalam melihat keadaan tersebut
4. Perwira yang tidak mempercayai mukjizat dari Tuhan karena mengandalkan akal budi saja
5. Empat orang kusta berani mengambil resiko
6. Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati
Di dalam sebuah kehidupan banyak sekali hambatan dan tantangan yang kita hadapi. Namun bagaimana kita menyikapinya? Apakah kita bersikap apatis atau berani untuk mencoba seperti yang dilakukan oleh empat orang kusta? Ada sebuah quotes yang saya temukan di suatu buku “orang yang hebat adalah orang yang berani mencoba dan gagal daripada orang yang gagal untuk mencoba.” Resiko adalah salah satu bentuk yang harus diterima setiap keputusan yang akan kita ambil. Bahkan saat kita tidak mengambil keputusan adalah sebuah keputusan yaitu memutuskan untuk tidak memutuskan dan itupun juga mempunyai resiko. Berani mengambil keputusan adalah salah satu karakter dalam menjadi seorang pemimpin. Raja Israel tidak mempunyai karakter tersebut, dia telah gagal karena tidak berani melakukan apa-apa. Dia telah pesimis terlebih dahulu sebelum mencoba sesuatu hal.
Namun, kita perlu belajar dari empat orang kusta tersebut, mereka memberikan contoh kepemimpinan yang baik dalam sebuah keadaan yang tersulit
1. Mereka berdiskusi terlebih dahulu dalam memutuskan sesuatu sehingga bukan sebuah tindakan sembrono
2. Mereka mberani menerima resiko terbesar yaitu kematian dalam menjalani keputusan yang mereka buat
3. Mereka mempunyai sebuah harapan
4. Mereka tidak serakah dan dendam dalam sebuah mukjizat yang terjadi melainkan membagikannya kepada sesama mereka
Melalui teks ini, kita dapat melihat sebuah karakter kepemimpinan yang tertanam, seorang pemimpin bukan hanya seorang raja saja, melainkan setiap orang mempunyai karakter untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang karakter pemimpin adalah berani menerima resiko dalam setiap keputusan yang hendak ia ambil. Seorang pemimpin Kristiani berarti dia juga harus berani menerima resiko, dalam mengambil sebuah tindakan kita tetap harus berpengharapan kepada Tuhan dan yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik. Mukjizat Tuhan terjadi bukan kepada orang yang bersikap apatis terhadap hidup, melainkan mau berusaha terus menerus dengan berkeyakinan bahwa Tuhan akan menolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar