ecclesia reformata semper reformanda

WELCOME

Selamat datang
All of you are invited!!!

blog ini berisikan tentang renungan saya dalam kehidupan sehari-hari
selain itu ada beberapa karya ilmiah saya pada saat saya studi di sekolah teologi.

Semoga mendapatkan berkat melalui blog ini
Tuhan memberkati
HI FRIENDS, WELCOME TO MY BLOG.. I HOPE YOU LIKE IT..GBU ALWAYS

Senin, 09 Agustus 2010

Hadir dan Berada

MEMAKNAI NATAL 
MENJADI HADIR ATAU BERADA

Manusia adalah makhluk sosial, salah satu kunci penting dalam relasi antar manusia menurut Gabriel Marcel (1889-1964) adalah KEHADIRAN. Menurutnya, hadir berbeda dengan berada.  Bisa saja kita ada dalam suatu tempat seperti pasar, acara keluarga,dan gereja tetapi belum tentu kita hadir dalam tempat tersebut mungkin saja hanya berada.  Menurut Marcel, kehadiran adalah saat aku berjumpa dengan kamu dan menjadi kita.  Jadi tidak hanya sampai tahap berjumpa saja tetapi sudah lebih dalam untuk mengenal, merasakan, dan ikut ambil bagian di dalamnya.  Kalau kita hanya berada dalam suatu tempat berarti kita tidak ikut berperan aktif, dan masih mementingkan AKU bukan KITA.  Jadi untuk menjadi HADIR dalam suatu tempat berarti kita harus keluar dari sikap mementingkan diri sendiri, dan peduli terhadap kepentingan sekitar.  Untuk keluar dari sikap egois berarti kita harus menanamkan kasih terhadap sesama manusia.
Perayaan natal pada zaman modern semakin kehilangan maknanya.  Makna natal seringkali dihubungkan dengan liburan, hura-hura, baju baru, sepatu baru, dll.  Makna natal sudah dirusak oleh sistem kapitalis yang sangat mementingkan keuntungan dan hanya melihat natal adalah saat yang tepat untuk meraup untung sebesar-besarnya.  Oleh karena itu, kita dapat lihat di mall-mall bagaimana suasana natal diidentikkan dengan diskon besar-besaran, sinterklas dan rusa-rusanya, salju, hadiah-hadiah mewah.  Padahal natal lebih besar bahkan jauh lebih besar maknanya daripada itu semua.  Namun, zaman modern ini membentuk sebuah pandangan baru mengenai natal, bahkan merusak makna natal yang sebenarnya.
Makna natal yang terdalam adalah sebuah bentuk KEHADIRAN ALLAH terhadap umatNYa. Sebuah wujud kasih Allah terhadap manusia yang berdosa.  Allah menjadi hadir di tengah-tengah manusia.  Allah mewujudkan kasihNya dengan menjadi seorang manusia.  Inilah sebuah makna natal yang sebenarnya, bagaimana kita mewujudkan kehadiran kita di tengah dunia ini untuk sesama kita bukan untuk hura-hura belaka.  Di dalam Lukas 2:1-20, diceritakan bagaimana Yesus lahir dalam sebuah kesederhanaan.  Yesus tidak lahir di kerajaan yang megah yang penuh pesta pora, tidak lahir di ranjang yang empuk tetapi Yesus lahir dalam kesederhanaan, yaitu di palungan.  Allah mewujudkan kehadiranNya dalam kesederhanaan.  Allah hadir dalam sebuah keprihatinan terhadap dunia ini yang mementingkan kekuasaan dan kemewahan.  Allah yang hadir dalam diri Yesus meruntuhkan pandangan bahwa orang yang dihormati adalah orang yang berkuasa dan bergelimangan harta.  Allah yang penuh kuasa, mulia, dan terhormat rela menyatakan kehadiranNya di kandang yang sederhana. 
Makna natal sesungguhnya adalah bagaimana kita mewujudkan kehadiran kita di tengah-tengah kesederhanaan.  Bagaimana kita mewujudkan kehadiran kita dalam sebuah bentuk keprihatinan kita di tengah dunia ini yang banyak orang mencari kekuasaan dan kemewahan saja.  Memaknai natal 2009 ini berarti kita harus memaknai kehadiran Allah di dunia ini di tengah kesederhanaan.  Sungguh sayang, natal telah berubah demikian rupa menjadi sebuah pesta pora yang hanya mementingkan kepuasan diri sendiri bukan memaknai kehadiran seorang Juruselamat di tengah kesederhanaan.  Allah datang sebagai juruselamat untuk merangkul orang-orang yang terpinggirkan, Allah hadir untuk orang-orang yang mengalami ketidakadilan yang diakibatkan dunia ini. 
Di tengah banyaknya masalah di Indonesia ini, ternyata rasa keadilan masih dicari.  Kita tentu ingat bagaimana proses pengumpulan koin untuk orang yang mengalami ketidakadilan sudah hampir mencapai 1 milliar sebuah jumlah yang luar biasa.  Ternyata masih banyak orang yang mencari rasa keadilan bagi orang-orang yang terpinggirkan, yang menjadi korban dari kuasa dunia ini.  Kita juga tahu bagaimana koruptor di Indonesia ini masih dapat menghirup udara bebas karena mempunyai kekuasaan dan uang.  Rasa keadilan masih terus dicari, namun pengumpulan koin untuk Prita menjadi sebuah dasar bagi kita bahwa masih banyak manusia yang terus berjuang untuk menciptakan rasa keadilan bagi seluruh masyarakat.
Memaknai natal 2009, kita hendaknya berefleksi akan kelahiran Yesus dalam kesederhanaan.  Yesus menyatakan kehadiranNya dalam keprihatianan terhadap orang-orang yang tertindas, yang mengalami ketidakadilan hidup.  Kita sebagai pengikut Kristus dalam memaknai natal apakah kita sudah menyatakan kehadiran kita di tengah masyarakat ini? Apakah kita sudah menyatakan kehadiran kita dalam kesederhanaan? Apakah kita sudah menyatakan kehadiran kita dalam keprihatinan kita terhadap orang-orang yang tertindas? Atau kita masih menjadi orang yang BERADA yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain?
     

Tidak ada komentar: