BERBEDA???
Hilangkanlah Perbedaan dengan Menerapkan KASIH
Dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi swasta, saya menonton sebuah acara yang bernama Rossy di mana tema acara itu adalah mengenai anak-anak yang terkena down Syndrome. Di sana dilihat bagaimana perjuangan orang tua dalam membesarkan anak yang terkena down syndrome. Di dalam acara tersebut diungkapkan bahwa seringkali anak-anak yang terkena down syndrome adalah sebuah kutukan, beban moral, dosa dari orang tua. Mereka dianggap sebagai makhluk yang dianggap tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka seringkali dilecehkan karena perbedaannya itu. Anak-anak down syndrome dianggap tidak bisa berbuat suatu hal yang istimewa, hanya dapat menyusahkan orang-orang sekitarnya saja. Perbedaan mereka membuat orang di sekitarnya sudah memberikan stigma negatif terhadap mereka.
Namun, di dalam acara tersebut ditampilkan bagaimana anak-anak down syndrome dapat menampilkan keahlian mereka di dalam musik. Ada kelompok anak down syndrome yang dapat memainkan angklung dan membuat presenter Rossyana Silalahi menangis tersedu-sedu. Selain itu ada juga Michael yang dapat menjadi juara golf di tingkat Asia. Lebih istimewanya lagi, Michael mengalahkan orang-orang yang dikategorikan “normal.” Walaupun dengan kekurangannya Michael dapat mewujudkan sesuatu yang istimewa dalam hidupnya. Ada juga Stephanie yang dapat memainkan alat musik Piano dengan indahnya. Ini membuktikan bahwa anak-anak down syndrome dapat melakukan sesuatu yang istimewa. Keistimewaan ini tentu tidak lepas dari peran orang tua dalam mengajari mereka, membimbing mereka, dan mau menyerahkan waktu dan tenaga. Kemudian yang paling terpenting adalah para orang tua itu mengasihi anak-anak mereka walaupun mereka “berbeda” dengan anak-anak yang lain. perbedaan itu tidak menjadikan sebuah halangan untuk mengasihi dan mencintai mereka dengan setulus hati mereka. Dengan memberikan kasih kepada anak-anak mereka, maka para orang tua berperan besar dalam menciptakan hal yang istimewa dalam kehidupan anak-anak mereka. Kasih orang tua menciptakan mujizat bagi anak-anak mereka
Kasih adalah sebuah cara yang dapat menciptakan mujizat dalam hidup ini. Mengingat tema Paska kita “Kebangkitan Kristus meruntuhkan tembok pemisah” merupakan sebuah bukti bahwa Kasih dapat melakukan apapun bahkan merobohkan tembok pemisah. Seringkali tembok pemisah itu namanya adalah “PERBEDAAN.”Sebuah perbedaan seringkali dijadikan alasan untuk saling bertengkar, memisahkan diri, merendahkan orang lain. Seringkali kita melihat di TV, banyaknya terjadi pertengkaran karena adanya sebuah perbedaan. Perbedaan itu dapat menyangkut apa saja baik etnis, status sosial, jabatan, pendidikan. Hal-hal tersebut dapat membangkitkan ego kita untuk meremehkan bahkan melecehkan orang lain. Saat ego kita naik, dan berakibat kita menjadi egois, maka perbedaan yang ada menjadi sebuah pemicu terjadinya konflik dengan sesama kita, bahkan dengan orang yang kita cintai sekalipun. Untuk itu perlu jembatan dalam menjembatani perbedaan, dan diperlukan sebuah KASIH. Kasih ini bukanlah hal-hal yang harus dilakukan melainkan sebuah bentuk tindakan. Para orang tua yang anak-anaknya terkena down syndrome tidak mengasihi anak-anaknya dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan. Mereka berusaha untuk membuat anak-anak mereka dapat mengembangkan bakatnya. Maka mereka mengorbankan waktu dan tenaga mereka. Mereka mengasihi anak-anak mereka dengan tindakan/perbuatan. Tanpa tindakan kasih, mujizat tidak akan terjadi. Maka di dalam mengatasi perbedaan, sebuah kasih haruslah diwujudkan bukan hanya kata-kata indah belaka.
Allah mengasihi manusia. Tapi Allah tidak berhenti dalam kata-kata saja, tetapi Allah melakukan sebuah tindakan nyata. Allah memberikan kasih terbesarnya kepada manusia yaitu merelakan diriNya untuk mati di kayu salin untuk menebus dosa-dosa manusia. Allah mewujudkan kasih di dalam tindakan. Saat kasih menjadi tindakan maka hal-hal yang luar biasa akan terjadi. “Sudah Selesai” sebuah perkataan Yesus di kayu salib, bukan berarti setelah pengorbanan Kristus kita sebagai umatNya tidak perlu berbuat apa-apa lagi karena sudah diselamatkan. Melalui kalimat intu, berarti ada sebuah delegasi tugas dari Allah kepada manusia. Allah telah memberikan contoh nyata dalam memberikan kasih yaitu melalui tindakan dengan memberi diri. Maka kita sebagai umat haruslah memberikan KASIH didalam hidup kita. saya jadi teringat sebuah lagu
“KASIH PASTI LEMAH LEMBUT...KASIH PASTI MENGAMPUNI.....”
Setelah melewati Paska, kita harus semakin yakin bahwa perbedaan-perbedaan yang ada di dalam dunia ini, bahkan di dalam gereja haruslah kita jembatani dengan memberikan kasih kita kepada perbedaan tersebut, maka hal-hal yang luar biasa akan terjadi. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar