ecclesia reformata semper reformanda

WELCOME

Selamat datang
All of you are invited!!!

blog ini berisikan tentang renungan saya dalam kehidupan sehari-hari
selain itu ada beberapa karya ilmiah saya pada saat saya studi di sekolah teologi.

Semoga mendapatkan berkat melalui blog ini
Tuhan memberkati
HI FRIENDS, WELCOME TO MY BLOG.. I HOPE YOU LIKE IT..GBU ALWAYS

Senin, 09 Agustus 2010

PENATUA “Penat dan Tua” atau “Pembawa Nama Tuhan...Amin”

PENATUA
“Penat dan Tua” atau “Pembawa Nama Tuhan...Amin”
Seorang penatua pernah berkata kepada saya bahwa penatua itu singkatan dari penat dan tua, penat karena pekerjaannya, dan tua karena sering rapat-berjam-jam sehingga menjadi cepat tua. Tentu itu adalah sebuah guyonan yang dilontarkan oleh seorang penatua tersebut karena menjadi penatua tidak akan menjadi penat dan tua asalkan kita menjalaninya dengan kebahagiaan. Melalui guyonan tersebut, penulis jadi ikut latah dalam membuat singkatan dari kata “penatua” itu yaitu Pe=Pembawa;Na=Nama; TU=Tuhan; A=Amin.   Mengapa penulis mengartikan penatua seperti itu karena seorang penatua adalah seorang yang akan membawa nama Tuhan dalam kehidupannya dan kita harus mengaminkan hal tersebut benar-benar dilakukannya dalam kehidupannya.   
Pada bulan September dan Oktober 2009 ini, GKI Kebonjati akan memulai kembali proses pemilihan calon penatua.  Peran serta jemaat sangat besar dalam mewujudkan terciptanya Majelis jemaat GKI Kebonjati dengan memilih seseorang untuk menjadi penatua.  Syarat-syarat seorang dapat dipilih menjadi penatua telah dilampirkan dalam sisipan warta jemaat beberapa minggu belakangan ini.  Kita dapat melihat syarat-syarat tersebut dan menentukan siapakah yang layak untuk menjadi seorang penatua yang nantinya akan melayani untuk menggerakkan roda kehidupan pelayanan di GKI Kebonjati.  Selain syarat-syarat tersebut kita dapat mengetahui juga syarat seorang penatua di dalam 1 Timotius 3:1-7, di dalam pasal tersebut disebutkan syarat-syarat seorang penilik jemaat.  Diharapkan melalui syarat-syarat tersebut, seorang penatua adalah seorang yang dapat menjadi teladan dalam hidup ini. 
Menjadi seorang penatua, merupakan pekerjaan yang besar dalam hidup, mengapa karena penatua adalah sebagai roda penggerak kehidupan berjemaat bersama-sama dengan pendeta.  Begitu vitalnya peran penatua, dapat penulis gambarkan sebagai sebuah fondasi dalam sebuah bangunan yang menopang bangunan tersebut agar tidak roboh.  Oleh karena itu, menjadi penatua adalah sebuah pekerjaan yang besar karena para penatua akan menjadi penopang dasar dalam kehidupan bergereja di GKI Kebonjati.  Untuk itu, diharapkan sebuah komitmen dalam menjalani pelayanan sebagai seorang penatua dalam gereja.
                Di dalam 1 Korintus 12:4-8, dituliskan bagaimana berbagai karunia telah Tuhan berikan kepada kita untuk melayani. Salah satunya adalah menjadi seorang penatua yang harus menghadapi” penat dan tua” dalam melayani dalam gereja.  Banyaknya pelayanan dalam gereja tetapi kesemuanya itu dilakukan untuk kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.  Oleh karena itu, menjadi seorang penatua tujuannya adalah bukan untuk meninggikan diri sendiri tetapi untuk kemuliaan dari Allah. Mengapa? Karena penatua adalah seorang yang membawa nama Tuhan dalam hidup.
Dalam cerita yang dituliskan oleh Pdt. Jotje H. Karuh dalam warta jemaat 20 september mengenai  patung Yesus yang tanpa tangan menggugah penulis akan sebuah refleksi dalam hidup bersekutu di dalam gereja.  Apakah kita telah menjadi perpanjangan tangan dari Yesus dalam hidup kita sehari-hari? Apakah kita juga berusaha untuk mewujudkan visi GKI Kebonjati “Terwujudnya Kerajaan Allah yang penuh bela rasa pada mereka yang menjadi korban, kaum miskin dan menderita.” Visi ini tidaklah mungkin dilakukan secara individu saja melainkan harus dilakukan secara bersama-sama.  Kita dapat melakukannya dalam hidup kita sehari-hari dalam pekerjaan kita, lingkungan sekitar kita, dan juga di dalam rumah tangga kita.  Lalu bagaimana dengan gereja? Apa tugas gereja dalam mewujudkan visi tersebut dalam dunia ini? Visi ini dapat dilakukan dengan baik jikalau adanya keteraturan yang baik dalam organisasi gereja yaitu dengan adanya Majelis Jemaat.  Bagaimana bisa terbentuk sebuah Majelis Jemaat[1]? Tentu dengan adanya penatua .  lalu bagaimana bisa ada seorang penatua dalam gereja? Tentu peran serta jemaat mempunyai andil besar dalam mewujudkan hal tersebut.
Oleh karena itu, keterlibatan dari jemaat diharapkan untuk memberikan sebuah nama yang akan dipilih menjadi seorang penatua yang akan menggerakan roda kehidupan bergereja di GKI Kebonjati.  Peran jemaat sangatlah penting dalam mewujudkan visi GKI Kebonjati, salah satunya adalah memilih sebuah nama untuk dicalonkan menjadi calon penatua GKI Kebonjati periode 2010-2013.  Maka marilah kita memilih seorang penatua yang tidak kenal kata penat dan tua, melainkan seorang PEmbawa NAma TUhan AMIN
Salam,
David Roestandi, S.Si. Teol.


[1] .  Kita seringkali salah kaprah dalam mengartikan majelis dan penatua.  Penatua adalah seorang individu, sedangkan majelis adalah kumpulan dari beberapa penatua.

Tidak ada komentar: