ecclesia reformata semper reformanda

WELCOME

Selamat datang
All of you are invited!!!

blog ini berisikan tentang renungan saya dalam kehidupan sehari-hari
selain itu ada beberapa karya ilmiah saya pada saat saya studi di sekolah teologi.

Semoga mendapatkan berkat melalui blog ini
Tuhan memberkati
HI FRIENDS, WELCOME TO MY BLOG.. I HOPE YOU LIKE IT..GBU ALWAYS

Kamis, 12 Agustus 2010


THE BEST MATCH

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,

aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman
(2 Timotius 4:7)

            Judul di atas tidak berhubungan dengan piala dunia yang sedang bergaung pada bulan juni dan juli ini tetapi sebuah pertandingan hidup.  Selama bulan juni saya menerima kabar dukacita terus menerus dari orang-orang yang saya kenal.  Ada seorang mahasiswi teologi yang baru semester empat dipanggil oleh Tuhan, selain itu ada juga seorang dosen musik gereja yang juga dipanggil Tuhan pada usia 38 tahun karena mengalami kecelakaan.  Ini membuat saya berpikir “cepat sekali Tuhan memanggil mereka berdua, padahal masih banyak yang dapat mereka lakukan, mengapa ini bisa terjadi Tuhan?”  Pertanyaan itu terus saya pertanyakan kepada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan sedang “diam”  dan tidak menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang merupakan hak Allah.  Bahkan bisa dikatakan kita bingung dengan rencana Tuhan, atau kita berpikir, kalau umur 90 tahun dipanggil Tuhan itu sudah biasa, tetapi umur 20 tahun dan 38 tahun?? Mungkin kita akan mengatakan “kok bisa ya, rencana Tuhan memang tidak terduga..”
            Sebuah peristiwa kematian pasti akan dialami oleh semua manusia.  Tidak akan ada yang menentang hal itu, namu pertanyaannya adalah kapan waktunya? Pastilah kita tidak tahu kapan kita akan meninggal kecuali orang yang bunuh diri.  Kematian dapat membuat banyak orang bersedih, terutama keluarga yang ditinggalkan.  Kematian dapat membuat manusia mempertanyakan kepada Tuhan “kenapa harus secepat ini Engkau memanggilnya??”  banyak pertanyaan seputar kematian di mana Tuhan sepertinya diam, hening, dan sepertinya tidak menjawab setiap pertanyaan kita.  saya sering bilang kepada teman saya ini adalah sebuah “keheningan surgawi” sebuah keheningan yang membuat kita bingung karena rencana Tuhan yang tidak bisa kita duga. 
            Kabar duka cita saya dapatkan dari teman saya via facebook, dia mengatakan “vid bantu doa yah, Ka Mandang kecelakaan” Wow, kabar itu membuat saya kaget dan bertanya “kok bisa terjadi??” dua jam kemudian saya mendapatkan sms yang mengatakan bahwa kak Mandang telah meninggal dunia pada umur 38 tahun.  Saya berpikir, bahwa seharusnya dengan usia yang masih panjang ini kak Mandang dapat lebih banyak menghasilkan karyanya terutama dalam musik gerejawi.  Namun mengapa secepat ini Tuhan?? Kembali lagi keheningan surgawi akan kita dapatkan kalau kita mempertanyakan hal ini kepada Tuhan.
            Apakah kematian menakutkan kita? mungkin kita akan dengan gagah mengatakan TIDAK, mungkin kematian itu tidak menakutkan kita, tetapi cara kita meninggal inilah yang sering menakutkan kita.  kalau bisa meninggalnya waktu kita tidur.  Wah , ini semua juga diinginkan, karena tidak merasakan apa-apa saat meninggal.  Namun kita bertanya, apa yang dapat kita pelajari dari sebuah peristiwa kematian itu sendiri? Bagi Paulus, kehidupan merupakan sebuah pertandingan, dan kita harus menyelesaikan pertandingan itu dengan baik.  Kehidupan menjadi baik apabila kita memelihara iman kita di dalam kehidupan kita. iman kepada Yesus yang telah mengalahkan maut melalui kebangkitanNya. 
            Saya teringat khotbah Pdt. Jotje pada tanggal 4 juli, Pdt. Jotje mengatakan lebih baik satu keteladanan dibandingkan beribu-ribu kata yang diucapkan.  Sebuah keteladanan dalam hidup.  Berarti pada saat kita menjalani pertandingan hidup ini, kita harus memberikan sebuah keteladanan.  Pada saat kita telah memberikan keteladanan di dalam hidup ini maka kita telah memelihara iman.  Yesus dalam kehidupanNya, tidak hanya bicara saja, tetapi Dia melakukan apa yang Dia bicarakan. 
            Peristiwa kematian seharusnya membuat kita belajar dalam hidup ini, apakah kita telah menjadi teladan di dalam Kristus dan menjadi teladan bagi sesama kita? kita berandai-andai jika hari ini adalah hari terakhir hidup maka kita seharusnya menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, kita berbagi kasih kepada pasangan kita, anak-anak, saudara, teman-teman.  Kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. 
            Berarti “keheningan surgawi” yang Tuhan berikan kepada kita membuat kita berefleksi dalam hidup ini apakah kehidupan kita merupakan sebuah pertandingan yang baik, atau malah kita membuat pertandingan yang buruk sehingga kita lupa dalam menjaga iman.  Seperti layaknya pertandingan di piala dunia, jika sebuah tim bermain buruk dan lupa menjaga posisi, maka tim itu akan kalah.  Seperti itulah hidup kita di dalam Kristus, sudahkan kita membuat pertandingan hidup kita yang terbaik? Sudahkah kita menjadikan hidup kita sebagai THE BEST MATCH??

Pnt. David Roestandi Surya Sutanto
            

Tidak ada komentar: